Di jantung Sumatera Barat, dua gunung berdiri gagah bersebelahan, seakan menjadi penjaga alam Minangkabau: Gunung Singgalang dan Gunung Marapi. Keduanya bukan hanya ikon geografis, tetapi juga menyimpan kekayaan budaya, sejarah, dan keindahan alam luar biasa. Meski bersisian, karakter kedua gunung ini sangat berbeda—Singgalang tenang dan damai, sementara Marapi aktif dan penuh dinamika. Kombinasi keduanya menciptakan panorama yang menakjubkan dan daya tarik mendalam bagi pendaki serta pencinta alam.
Gunung Singgalang: Tenang, Hijau, dan Penuh Misteri
Dengan ketinggian sekitar 2.877 meter di atas permukaan laut, Gunung Singgalang dikenal sebagai gunung berapi yang kini sudah tidak aktif. Jalur pendakian umumnya dimulai dari daerah Pandai Sikek atau Koto Baru, yang bisa diakses dari Bukittinggi maupun Padang Panjang.
Salah satu daya tarik utama Singgalang adalah Telaga Dewi, sebuah danau cantik yang berada di dekat puncak. Konon, danau ini terbentuk dari tetesan air mata seorang dewi yang merindukan kekasihnya. Suasana sekitar danau tenang, dipagari pohon-pohon rimbun dan kabut tipis yang menari di atas permukaannya. Tempat ini menjadi lokasi favorit untuk berkemah dan merenung dalam sunyi.
Pendakian Singgalang menuntut tenaga, karena jalurnya cukup panjang dan menanjak. Namun, karena gunung ini tidak aktif, suasananya relatif aman dan stabil. Vegetasi lebat, jalur berlumpur, dan suhu yang dingin adalah tantangan utama.
Gunung Marapi: Gunung Api yang Aktif dan Gagah
Berbeda dengan Singgalang, Gunung Marapi adalah gunung berapi aktif yang paling sering meletus di Sumatera Barat. Dengan ketinggian sekitar 2.891 meter di atas permukaan laut, Marapi menjadi favorit pendaki karena rutenya relatif cepat dan menyuguhkan pemandangan kawah aktif yang dramatis.
Jalur pendakian utama biasanya melalui Pos Batu Palano (Agam). Pendakian bisa ditempuh dalam waktu 5–7 jam, tergantung kondisi fisik dan cuaca. Di jalur ini, pendaki akan melewati hutan tropis, padang edelweis, dan medan berpasir menuju puncak. Dari atas, kawah raksasa Gunung Marapi yang mengepulkan asap belerang menjadi pemandangan luar biasa.
Marapi kerap menunjukkan aktivitas vulkanik berupa erupsi kecil, semburan abu, dan suara gemuruh. Karena itu, pendakian ke Gunung Marapi hanya diperbolehkan saat statusnya aman menurut Pusat Vulkanologi.
Keindahan Bukittinggi di Kaki Dua Gunung
Kota Bukittinggi dan sekitarnya berada tepat di antara dua gunung ini. Dari kota ini, pemandangan Gunung Singgalang dan Marapi dapat dinikmati sekaligus, terutama saat pagi hari saat kedua puncaknya tampak menjulang di atas kabut.
Dua gunung ini juga menjadi inspirasi dalam banyak karya sastra, lagu, dan lukisan Minangkabau. Di mata masyarakat, Singgalang dan Marapi bukan sekadar gunung—melainkan simbol keseimbangan antara ketenangan dan kekuatan, antara keindahan dan tantangan.
Tips Pendakian Singgalang dan Marapi
-
Pilih gunung sesuai preferensi: Singgalang cocok untuk ketenangan dan kemah di danau, Marapi cocok untuk yang mencari tantangan dan kawah aktif.
-
Cek status vulkanik Marapi sebelum mendaki, karena aktivitasnya bisa berubah sewaktu-waktu.
-
Bawa perlengkapan mendaki lengkap, termasuk jaket hangat, alas kaki anti licin, dan penerangan.
-
Ikuti aturan lokal dan gunakan jasa pemandu jika perlu, terutama jika belum familiar dengan medan.
-
Hormati alam dan budaya lokal, serta bawa turun semua sampah yang dibawa.
Kesimpulan:
Gunung Singgalang dan Gunung Marapi adalah dua sisi dari satu kekayaan alam yang luar biasa. Keduanya menghadirkan pengalaman yang kontras namun saling melengkapi: ketenangan danau di puncak Singgalang, dan kedahsyatan kawah di puncak Marapi. Bagi pendaki dan penikmat alam, menyusuri jalur-jalur kedua gunung ini bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga petualangan jiwa yang sarat makna dan kenangan.