Peru Terjebak dalam Ketidakstabilan Politik Kronis
Peru kembali menjadi sorotan dunia setelah mengalami pergantian presiden ketiga kalinya hanya dalam waktu 12 bulan. Aksi protes besar-besaran yang meletus sejak awal Juli kini telah menjalar ke lebih dari 15 kota besar. Ribuan demonstran menyerbu Plaza San Martín dan mendekati Istana Pemerintahan di Lima, menyerukan pemilu ulang dan reformasi total sistem politik.
🔁 Kronologi Ketegangan Politik
-
Presiden pertama (awal 2024): Mengundurkan diri akibat skandal korupsi tambang lithium
-
Presiden pengganti: Digulingkan lewat mosi tidak percaya parlemen atas tuduhan kolusi dengan elit bisnis
-
Presiden saat ini, María del Pilar Andrada, dilantik secara sementara, kini juga menghadapi tekanan mundur dari rakyat dan oposisi
🔥 Rakyat Bergerak, Ekonomi Berguncang
-
Aksi unjuk rasa terjadi di Arequipa, Cusco, Puno, dan Trujillo; sebagian bentrok dengan aparat
-
Aktivis menuntut konstitusi baru untuk mengganti sistem semi-parlementer yang dianggap rawan manipulasi
-
Ekonomi Peru terguncang: nilai sol (mata uang) merosot 12%, dan investasi asing dibekukan
-
Produksi tembaga dan ekspor pertambangan terganggu akibat pemogokan pekerja sektor energi
📉 Dampak Sosial dan Ketidakpuasan Publik
-
Survei nasional menunjukkan 82% warga Peru tidak percaya pada lembaga politik
-
Sektor pendidikan dan kesehatan terkena dampak langsung karena pemotongan anggaran darurat
-
Kesenjangan antara kawasan Andes dan kota pesisir makin dalam, memicu ketegangan identitas etnis
🌐 Tanggapan Dunia Internasional
-
Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS) menyerukan dialog damai dan netralitas lembaga keamanan
-
Bank Dunia dan IMF menangguhkan sebagian bantuan hingga stabilitas politik pulih
-
Chili dan Bolivia memperketat perbatasan karena potensi gelombang pengungsi
💡 Usulan Jalan Keluar
-
Usulan dari tokoh-tokoh sipil untuk membentuk Majelis Konstituante Rakyat
-
Gereja Katolik dan universitas nasional mulai menjadi mediator informal
-
Oposisi menekan agar pemilu presiden dan legislatif digelar serentak awal 2026
📌 Kesimpulan
Krisis Peru menunjukkan bagaimana demokrasi rapuh bisa runtuh tanpa legitimasi rakyat dan akuntabilitas elit. Jika akar korupsi, ketimpangan, dan kebuntuan institusional tidak segera diatasi, negeri yang kaya sumber daya ini akan terjerumus dalam siklus kekacauan politik tanpa akhir.