Jakarta, 20 Juli 2025 – Serangan siber besar-besaran terjadi di Indonesia, menargetkan server pemerintah dan menyebabkan kebocoran data sensitif. Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) yang dikelola oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Telkom Sigma menjadi sasaran utama. Serangan ini mengakibatkan 282 data lembaga pemerintahan disekap oleh hacker yang meminta tebusan sebesar US$8 juta atau sekitar Rp131 miliar. CNBC Indonesia+2NU Online+2Amartha+2CNBC Indonesia+4Katadata+4NU Online+4CNBC Indonesia+1NU Online+1
Modus Serangan: Ransomware Brain Cipher
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengonfirmasi bahwa serangan ini menggunakan ransomware jenis Brain Cipher, varian terbaru dari Lockbit 3.0. Ransomware ini mengenkripsi server pemerintah dan mengganggu layanan publik, terutama di sektor imigrasi. Sebanyak 210 instansi pemerintah pusat dan daerah terdampak, termasuk Kementerian Hukum dan HAM, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), serta Badan Intelijen Negara (BIN). NU Online+1Katadata+1Amartha+3CNBC Indonesia+3NU Online+3
Dampak dan Tindakan Pemerintah
Akibat serangan ini, akses ke layanan publik terganggu, dan data sensitif dari berbagai lembaga pemerintah terancam bocor. Pemerintah melalui Kominfo, BSSN, dan Kepolisian Republik Indonesia sedang melakukan investigasi forensik untuk menelusuri sumber serangan dan memitigasi dampaknya. Katadata+2NU Online+2LinkedIn+2
Langkah Pencegahan dan Keamanan
Untuk mencegah serangan serupa, pemerintah disarankan untuk:
-
Meningkatkan anggaran dan infrastruktur keamanan siber.KOMPASIANA
-
Melakukan audit dan pembaruan rutin terhadap sistem TI pemerintah.
-
Menerapkan enkripsi data dan autentikasi multi-faktor.LinkedIn
-
Melakukan pelatihan keamanan siber bagi pegawai negeri sipil.csirt.or.id
Kebocoran data ini menyoroti pentingnya perlindungan data pribadi dan keamanan siber di era digital. Pemerintah diharapkan dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk memperkuat pertahanan siber dan mencegah insiden serupa di masa depan.YouTube+4KOMPASIANA+4LinkedIn+4