Dalam sejarah sepak bola modern, hanya sedikit nama yang menyimpan aura kontroversi sekaligus kejeniusan seperti Nicolas Anelka. Mantan striker Timnas Prancis ini dikenal sebagai pemain bertalenta luar biasa yang sempat membela sejumlah klub elite Eropa. Namun di balik kehebatannya di atas lapangan, Anelka juga membawa kisah perjalanan yang penuh gejolak — dari predikat “Anak Emas” hingga disebut sebagai “nomaden sepak bola”.
Awal Karier: Bintang Muda yang Bersinar Terlalu Cepat
Lahir di Le Chesnay, Prancis, pada 14 Maret 1979, Nicolas Anelka menonjol sejak remaja. Ia mulai mencuri perhatian saat bergabung dengan akademi Clairefontaine sebelum akhirnya direkrut Paris Saint-Germain (PSG) di usia 16 tahun. Namun, namanya benar-benar meledak ketika pindah ke Arsenal pada 1997.
Bersama Arsène Wenger, Anelka menunjukkan bakatnya sebagai striker mematikan. Ia mencetak 23 gol dalam 65 laga Liga Inggris dan membantu Arsenal meraih double winner (Premier League dan FA Cup) pada 1997/98. Di usianya yang baru menginjak 20 tahun, ia sudah disebut sebagai masa depan sepak bola Prancis.
Real Madrid dan Awal Kisah Kontroversi
Pada 1999, Anelka bergabung dengan Real Madrid dalam transfer senilai £22 juta. Namun, meski sempat mencetak gol penting di Liga Champions 1999/2000, ia gagal beradaptasi dengan tekanan media dan kehidupan di Spanyol. Konflik internal, termasuk dengan rekan setim dan staf pelatih, membuatnya tersingkir hanya dalam satu musim.
Kariernya berlanjut kembali ke PSG, lalu ke Liverpool (pinjaman), Manchester City, Fenerbahçe, dan Bolton Wanderers — semua hanya berlangsung singkat. Setiap kepindahannya diwarnai isu sikap, ketidakcocokan dengan pelatih, atau keinginannya untuk tantangan baru. Julukan “Le Sulk” (Si Pemurung) mulai melekat pada dirinya.
Kebangkitan di Chelsea dan Gelar-Gelar Bergengsi
Kebangkitan karier Anelka terjadi saat bergabung dengan Chelsea FC pada 2008. Di bawah asuhan Luiz Felipe Scolari dan Carlo Ancelotti, ia membentuk duet maut bersama Didier Drogba. Ia menjadi top skor Premier League musim 2008/09 dengan 19 gol, dan membantu Chelsea meraih Premier League 2009/10, dua FA Cup, dan Community Shield.
Meski kerap bermain sebagai winger atau striker kedua, kontribusinya di Stamford Bridge diakui sebagai salah satu yang terbaik sepanjang kariernya.
Timnas Prancis dan Insiden Piala Dunia 2010
Di level internasional, Anelka memiliki catatan kelam. Ia mencatat 69 caps dan mencetak 14 gol untuk Les Bleus, namun partisipasinya di Piala Dunia 2010 berakhir skandal. Ia dikeluarkan dari skuad setelah diduga mengeluarkan kata-kata kasar kepada pelatih Raymond Domenech. Insiden ini memicu mogok latihan oleh para pemain dan mencoreng nama Timnas Prancis di mata dunia.
Akibatnya, Anelka dikenai sanksi larangan bermain di timnas selama 18 pertandingan, yang sejatinya mengakhiri karier internasionalnya.
Menjelajah Dunia: Tiongkok, Italia, India
Tak seperti kebanyakan pemain bintang Eropa, Anelka menutup kariernya dengan perjalanan eksotis. Ia sempat membela Shanghai Shenhua (Tiongkok), Juventus (Italia), lalu menutup karier sebagai pemain sekaligus pelatih Mumbai City FC (India). Keputusannya pindah ke liga-liga “tidak lazim” saat itu dianggap sebagai bukti bahwa Anelka tetap tak bisa ditebak hingga akhir.
Kehidupan Pasca-Pensiun: Pelatih, Konsultan, dan Dokumenter
Setelah pensiun, Anelka sempat menjadi penasihat teknis di beberapa klub serta melatih akademi sepak bola. Pada 2020, kisah hidupnya diangkat dalam dokumenter Netflix berjudul “Anelka: Misunderstood”, yang mencoba menggambarkan kompleksitas pribadinya — seorang pria pendiam, cerdas, religius, namun sering disalahpahami oleh media.
Anelka juga diketahui aktif membina pemain muda Muslim dan menjadi mentor di komunitas sepak bola Prancis yang lebih inklusif.
Kesimpulan:
Nicolas Anelka adalah legenda dengan dua sisi tajam: satu sisi menunjukkan bakat yang nyaris tak tertandingi, sisi lain menyimpan karakter yang sulit dijinakkan. Ia adalah bukti bahwa perjalanan seorang pemain tidak selalu linear — bisa cemerlang, bisa kontroversial, namun tetap meninggalkan jejak dalam sejarah sepak bola dunia. Anelka bukan hanya kisah tentang gol dan klub, tetapi juga tentang identitas, pencarian jati diri, dan perlawanan terhadap stereotip.