Jakarta, 4 Juli 2025 – Tuberkulosis (TBC) masih menjadi penyakit menular berbahaya di Indonesia, bahkan menempati posisi kedua tertinggi di dunia menurut data WHO. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan ditularkan lewat droplet udara, terutama saat penderita batuk, bersin, atau bahkan berbicara dalam jarak dekat.
Namun, tidak semua orang yang terpapar langsung tertular. Sistem imun tubuh memegang peran penting dalam melindungi seseorang dari infeksi aktif. Bagaimana cara kerjanya?
😷 Bagaimana TBC Menyebar?
Bakteri TBC berpindah dari satu orang ke orang lain lewat partikel mikroskopis saat penderita:
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
-
Batuk
-
Bersin
-
Tertawa
-
Berbicara dalam ruangan tertutup
Satu penderita TBC aktif yang tidak diobati bisa menularkan 10–15 orang dalam setahun. Mereka yang tinggal serumah, sekantor, atau berkontak erat paling berisiko terpapar.
🧬 Respons Imun Tubuh: Pertahanan Pertama
Ketika bakteri TBC masuk ke paru-paru melalui udara, tubuh segera bereaksi:
1. Makrofag Menelan Bakteri
Sel darah putih bernama makrofag akan menelan bakteri dan mencoba menghancurkannya dengan enzim. Namun, Mycobacterium tuberculosis sangat kuat: ia bisa bertahan dan berkembang biak di dalam makrofag, menjadikan sel imun itu sebagai tempat tinggalnya.
2. Pembentukan Granuloma
Jika bakteri tak bisa dibasmi segera, tubuh membentuk granuloma, yaitu kumpulan sel imun yang mengelilingi bakteri dan ‘mengurungnya’. Ini disebut TBC laten: bakteri masih hidup, tapi tidak aktif dan tidak menular.
Faktanya, sekitar 25% populasi dunia mengidap TBC laten tanpa gejala!
⚔️ Respons Imun Kedua: Aktivasi Sel T
Jika bakteri berkembang biak dan granuloma gagal menahan, infeksi aktif terjadi. Tubuh akan mengaktifkan sel T (limfosit T), khususnya:
-
CD4+ T Helper: membantu mengatur respons imun dan menghasilkan sitokin seperti interferon gamma untuk mengaktifkan makrofag
-
CD8+ T Cytotoxic: menghancurkan sel yang sudah terinfeksi
Namun, jika sistem kekebalan tubuh lemah — karena HIV, diabetes, malnutrisi, atau usia lanjut — tubuh bisa gagal mengontrol infeksi, dan TBC berkembang menjadi aktif dan menular.
🔬 Mengapa Vaksin dan Pengobatan Diperlukan?
Vaksin BCG hanya efektif sebagian, terutama mencegah TBC berat pada anak-anak. Pada dewasa, perlindungan BCG menurun seiring usia.
Untuk kasus TBC aktif, pengobatan harus dijalani selama minimal 6 bulan tanpa putus, karena:
-
Bakteri TBC tumbuh lambat dan resisten
-
Pengobatan jangka pendek tidak cukup menghancurkan seluruh bakteri
-
Jika terputus, TBC resistan obat (MDR-TB) bisa terbentuk — jauh lebih sulit diobati
✅ Cara Lindungi Diri dari TBC
-
Hindari kontak erat dengan penderita TBC aktif
-
Gunakan masker dan ventilasi baik saat berada di ruang publik
-
Pastikan imun tubuh terjaga (gizi cukup, tidur, olahraga)
-
Jika kontak erat, lakukan tes Mantoux atau IGRA untuk deteksi TBC laten
-
Segera periksa ke faskes jika alami batuk ≥2 minggu, demam, atau keringat malam
📌 Kesimpulan
TBC memang menular lewat batuk, tapi tubuh kita memiliki mekanisme imun canggih yang mampu melawannya. Sayangnya, tidak semua tubuh cukup kuat menahan infeksi. Kombinasi edukasi, deteksi dini, vaksinasi, dan pengobatan tuntas tetap menjadi kunci pemberantasan TBC.
“TBC bisa menyerang siapa saja, tapi bersama kesadaran dan sistem imun yang sehat, kita bisa memutus rantai penularan,” ujar dr. Fadhila Nur, spesialis paru RSPI Sulianti Saroso.